Masraya

Masraya, tergabung dalam Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya. Alumni Sastra Jepang Universitas Andalas. Sedang merampungkan sebuah novel remaja, Will be launch s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Siswa Sebagai Tokoh Utama

Siswa Sebagai Tokoh Utama

Penguatan aktor pendidikan dianggap sebagai kunci utama kesuksesan dalam sebuah proses belajar mengajar. Di dalam KBBI, 'aktor' menunjuk pada orang atau tokoh yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita di panggung, dalam sinetron, sandiwara, atau film. Dalam dunia sinetron atau film, seorang aktor atau aktris tidak memerankan dirinya sendiri. Sementara dalam dunia pendidikan, yang dimaksud dengan aktor pendidikan ialah guru, murid, kepala sekolah, pengawas, juga orangtua. Jadi, Guru tidak memerankan orang lain, tetapi memerankan dirinya sendiri, karena ia teladan, orang yang digugu dan ditiru.

Secara metodologis, kita diingatkan agar proses pemebelajaran dilakukan secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam arti menarik minat siswa untuk semangat dan passion, sehingga merasa kasmaran belajar. Jadi, sebagai aktor, guru, murid, kepala sekolah, dan orangtua mesti berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga pendidikan mencapai sasaran dan tujuan seperti diharapkan.

Namun, satu hal yang mesti diingat, kita harus menjadikan tokoh utama dalam proses pendidikan itu adalah siswa, bukan guru atau orangtua. Kita hanya pemeran figuran yang menentukan nasib mereka apakah menjadi tokoh protagonis atau antagonis dalam kehidupannya sendiri. Jika ia menjadi tokoh protagonis, berarti ia mampu menggali nilai-nilai positif, kreatif, dan ilmu yang telah di ajarkan oleh guru, orangtua, dan lingkungan dengan baik.

Sementara jika peserta didik menjadi tokoh antagonis, berarti ada kegagalan dalam proses penyerapan ilmu, nilai-nilai, dan karakter yang di dapatnya dari guru, orangtua, atau lingkungan tempat ia beraktifitas. Inilah yang menjadi tugas kita sebagai guru dan orangtua agar memberikan pendidikan, penanaman nilai-nilai dan lingkungan yang baik dalam tumbuh kembang berfikirnya.

Ketika kita menjadikan siswa sebagai actor utama, maka mereka akan berusaha menggali sendiri materi-materi pembelajaran yang telah di stimulus oleh guru. Siswa lah yang aktif dalam proses KBM. Siswa mencari sumber-sumber belajar pendukung selain buku paket yang digunakan. Misalnya: mencari referensi buku lain ke perpustakaan untuk pemahaman lebih, searhing di internet untuk memperluas wawasan dan update informasi pengetahuan, bahkan mungkin membuat mini proyek terkait pembelajaran yang di dapatkan. Dengan begitu, secara kognitif siswa berhasil menjadi tokoh utama dalam perannya sebagai penuntut ilmu.

Sementara dalam hal karakter, baik di rumah maupun sekolah Siwa mampu mempraktekkan sikap-sikap yang diajarkan, seperti : menjadi disipilin dengan segala aktifitasnya, sholat lima waktunya terjaga, mampu berbicara yang baik, teguh pendirian, tekun belajar, santun, hormat kepada orangtua, bertanggung jawab, dan sebagainya. Ya, semua nilai-nilai sikap yang diajarkan di sekolah dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan siswa berhasil sebagai actor utama dalam pendidikannya.

Selanjutnya di lingkungan, karena tidak difungkiri, salah satu factor yang paling banyak mempengaruhi siswa adalah lingkungan tempat ia bergaul sehari-hari. Baik teman sekolah, teman di rumah, di tempat les, dan sebagainya. Pengaruhi lingkungan jauh lebih cepat mempengaruhi karakter dan sikap siswa. Untuk itu tugas orangtua adalah melibatkan anak dalam aktifitas bermanfaat di lingkungan, seperti: aktif di kegiatan mengaji di sore hari, aktif kegiatan remaja masjid, aktif dalam kegiatan RT. Hal ini akan membawa anak pada lingkungan yang positif dan terarah. Sehingga ia benar-benar bisa menjadi actor utama di lingkungan tempat tinggalnya.

Ketika siswa sudah mampu menjadi aktor utama dalam kehidupannya, sikap ketergantungan dengan oranglain, gampang menyerah, mengeluh, lemah, dan malas, emosi gampang marah akan mampu disingkirkan dari dalam dirinya. Karena fenomena sekarang, banyak kita jumpai “penyakit” siswa seperti ini. Penyakit kronis yang menggiring siswa menjadi brutal di masyarakat, kehilangan sikap santun terhadap orangtua, dan tidak peduli dengan masa depannya. Mungkin siswa yang seperti ini karena di masa usia perkembangan dan sekolah dasarnya ia tidak mampu menjadi actor utama dalam pendidikannya, Sehingga saat tumbuh besarny, hal ini membunuh karakter dirinya sendiri.

Jadi, marilah kita sebagai orangtua dan guru menjadi pemeran figuran yang menghantarkan anak kita pada perannya sebagai aktor utama yang protagonis. Kelak kita sendiri yang akan menuai apa yang telah kita lakukan di masa kecilnya.

Kreatifitas kita sebagai guru untuk mendesign pembelajaran menjadi lebih bermakna dan bernilai eksplor bagi siswa akan terasa bermanfaat kelak bagi masa depan mereka. Jangan jadikan siswa sebagai robot atau mesin penulis, yang materi pembelajaran di dapat hanya dengan menulis. Karena merekalah penerus peradaban ini, kelak yang akan memimpin bangsa ini, berikanlah pendidikan yang terbaik untuk mereka.

*Tulisan ini sudah pernah dimuat di Radar Bekasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren tulisannya bu...inspiratif

13 Dec
Balas

Iya bu makasih supportnya ya

16 Jan

Tugas yang tidak gampang bagi kita. Karena biasanya kita meletakkan siswa sebagai obyek, obyek penderita lagi. Thanks sharingnya, inspiratif. Salam kenal.

12 Dec
Balas

bener pak... Itu salah kaprahnya kita selama ini...sehingga banyak skill anak didik yang tidak tergali... terimakasih atas supportnya, salam kenal kembali pak... folback yaa...

12 Dec

Keren paparannya Bund. Praktik bukan praktek. dimungkiri bukan difungkiri. Sukses selalu dan barakallahu fiik

12 Dec
Balas

alhamdulillah makasih bunda vivi sudah mampir dan memberikan masukan...siap eksekusi bundaa...mmuah

12 Dec

orang tua dan guru sama-sama memiliki peran penting sebagai figur yang di contoh.. mantaaap...

12 Dec
Balas

siyaap pak... saling bersinergi yaa

12 Dec

Kereen mom jadi terinspirasi

12 Dec
Balas

alhamdulillah, mudah2an manfaat ya mom

12 Dec

Bagus tulisannya

12 Dec
Balas

alhamdulillah, makasih pak supportnya, salam sagusabu pak,,hehe

12 Dec



search

New Post